FAUNA ENDEMIK INDONESIA BAGIAN TENGAH



                                                                  BABI RUSA



Image result for informasi tentang babi rusa




Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Artiodactyla
Famili: Suidae
Genus: Babyrousa
Spesies: Babyrousa babyrussa

Babirusa merupakan hewan endemik Sulawesi, Indonesia.
Babirusa yang dalam bahasa latin disebut sebagai Babyrousa babirussa hanya bisa dijumpai di Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya seperti pulau Togian, Sula, Buru, Malenge, dan Maluku.
Sebagai hewan endemik, Babirusa tidak ditemukan di tempat lainnya. Sayangnya satwa endemik ini mulai langka.

Sang binatang endemik Babirusa, mempunyai tubuh yang meyerupai babi namun berukuran lebih kecil.
Yang membedakan dari babi dan merupakan ciri khas babirusa mempunyai taring panjang yang mencuat menembus moncongnya.
Lantaran bentuk tubuh dan taring yang dipunyainya hewan endemik Sulawesi ini dinamakan babirusa.
Satwa yang terancam punah ini terdiri atas tiga subspesies yang masih bertahan hidup sampai sekarang yaitu;
Babyrousa babyrussa babyrussa, Babyrousa babyrussa togeanensis, dan Babyrousa babyrussa celebensis serta satu subspesies yang diyakini telah punah yakni Babyrousa babyrussa bolabatuensis.
Image result for informasi tentang babi rusa

Babirusa mempunyai ciri khas bentuk tubuhnya yang menyerupai babi namun mempunyai taring panjang pada moncongnya.
Hewan endemik Indonesia ini mempunyai tubuh sepanjang 85-105 cm.
Tinggi babirusa sekitar 65-80 cm dengan berat tubuh sekitar 90-100 kg.
Binatang endemik yang langka ini juga mempunyai ekor yang panjangnya sekitar 20-35 cm.
Babirusa (Babyrousa babirussa) memiliki kulit yang kasar berwarna keabu-abuan dan hampir tak berbulu.
Ciri yang paling menonjol dari binatang ini adalah taringnya.
Taring atas Babirusa tumbuh menembus moncongnya dan melengkung ke belakang ke arah mata.
Taring ini berguna untuk melindungi mata hewan endemik Indonesia ini dari duri rotan.
Babirusa termasuk binatang yang bersifat menyendiri namun sering terlihat dalam kelompok-kelompok kecil dengan satu babirusa jantan yang paling kuat sebagai pemimpinnya.
Babirusa mencari makan tidak menyuruk tanah seperti babi hutan, tapi memakan buah dan membelah kayu-kayu mati untuk mencari larva lebah.  Babirusa menyukai buah-buahan seperti mangga, jamur, dan dedaunan. Satwa langka endemik Indonesia ini suka berkubang dalam lumpur sehingga menyukai tempat-tempat yang dekat dengan sungai.

Image result for informasi tentang babi rusa

Babirusa betina hanya melahirkan sekali dalam setahun dengan jumlah bayi satu sampai dua ekor sekali melahirkan.
Masa kehamilannya berkisar antara 125 hingga 150 hari. Selah melahirkan bayi babirusa akan disusui induknya selama satu bulan.
Setelah itu akan mencari makanan sendiri di hutan bebas. Hewan endemik ini dapat bertahan hingga berumur 24 tahun.
Babirusa termasuk binatang yang pemalu dan selalu berusaha menghindar jika bertemu dengan manusia.
Namun jika merasa terganggu, hewan endemik Sulawesi ini akan menjadi sangat buas.
Babirusa (Babyrousa babyrussa) tersebar di seluruh Sulawesi bagian utara, tengah, dan tenggara, serta pulau sekitar seperti Togian, Sula, Malenge, Buru., dan Maluku.
Satwa langka endemik ini menyukai daerah-daerah pinggiran sungai atau kubangan lumpur di hutan dataran rendah.

Image result for informasi tentang babi rusa

Beberapa wilayah yang diduga masih menjadi habitat babirusa antara lain Taman Nasional Bogani Nani Wartabone dan Cagar Alam Panua.
Sedangkan di Cagar Alam Tangkoko, dan Suaka Margasatwa Manembo-nembo satwa unik endemik Sulawesi ini mulai langka dan jarang ditemui.
Populasinya hingga sekarang tidak diketahui dengan pasti. Namun berdasarkan persebarannya yang terbatas oleh IUCN Redlist satwa endemik ini didaftarkan dalam kategori konservasi Vulnerable (Rentan) sejak tahun 1986. Dan oleh CITES binatang langka dan dilindungi inipun didaftar dalam Apendiks I yang berarti tidak boleh diburu dan diperdagangkan.
Berkurangnya populasi babirusa diakibatkan oleh perburuan untuk mengambil dagingnya yang dilakukan oleh masyrakat sekitar.
Selain itu deforestasi hutan sebagai habitat utama hewan endemik ini dan jarangnya frekuensi kelahiran membuat satwa endemik ini semakin langka.


Comments

Popular posts from this blog

FLORA ENDEMIK INDONESIA BAGIAN TENGAH

PEMBAHASAN SOAL LATIAN BIOSFER